Saat kegiatan Kids Survivor sesi 1 diselenggarakan oleh Bintang Kecil yang digawangi Mas Alit dan Bunda Maria Ulfa Hasballah, ummi sudah melihat iklannya sejak awal. Dan Berfikir, Michel (Fatin) suka gak ya?. Karena anaknya bakat discipline (teratur, segala sesuatu ditata dengan baik, rapi, semua dikelompokkan sesuai dengan katagori) jika dilihat dari pemetaan bakat (Talents Mapping yang ditemukan oleh Abah Rama). Michel pasti akan kesusahan jika berpetualang di hutan. Ummi tidak membicarakan soal akan ada even ini ke Michel.
Saat even Kids Survivor Season 1 berseliweran di sosial media, ummi menunjukkan ke Michel. Dan tentu saja ada sohibnya yang ikutan, Vina dan Hayfa. Melihat keseruan ini, Michel uring-uringan seharian. Tapi dia tidak mau mengakui kalau jeleous sama para temannya. Maklum, terbaca competition juga anaknya. Malamnya dia baru mengakui kalau uring-uringannya karena liat teman-teman ikutan kemping dan dia gak bisa ikut. Makanya, saat season 2 dibuka, ummi kasi tau ke Michel, dia langsung mau. Ummi bilang sudah full, kecuali ada yang batalin kamu baru dapat jatah. Dia mengangguk setuju. Dalam dua hari itu dia bolak/ik tanya ke ummi “ada yang batalin gak mi?”. Waaah….serius rupanya. Ummi harus bicara dengan ayah soal ini. Karena harus pulang kr Banda Aceh, menyesuaikan jadwal kunjungan Ayahchik dan ummi memanfaatkan waktu belajar saat di Banda Aceh. Michel minta ke ayah, ayah setuju, ayah cerita pengalamannya jadi anak pramuka dan berpetualang. Fix anaknya tambah tertarik. Saat ada yang batalin, sorenya kabari bunda Ulfa kalau Michel ikut. Urusan transfer si ayah lah ya….hahaha…. sama beli ini itu juga donasi full dari ayah. Jangan sampai merembet dan mengganggu produktivitas dapur ummi pokoknya. ..huhuhuhu.
Hari-hari cari perlengkapan, menanti hari H, adalah hari-hari yang dipenuhi segudang pertanyaan sulung kami yang deliberative (hati-hati, waspada, memikirkan efek, akibat di depan, what if nya jalan terus).
“Kalau mau pup gimana mi?” (beritahu mentornya lah, kan mereka pengganti orang tua selama kemping).
” Kalau ada yang melakukan kejahatab seksual mi?” ( Lapor bunda Ulfa nak).
“Kalau tersesat mi, tertinggal dari kelompok?” (kalian kelompok kecil, gak rame, langsung ketahuan kalau tinggal dan pasti dicari sampe ketemu lah….).
Hari H tiba, kami makan siang di luar. Sekalian beli pohon yang akan di sumbang ke Tahura Pocut Meurah Intan yang merupakan lokasi kemping anak-anak. Shalat zhuhur, Michel ummi arahkan jamak saja dg Ashar. Lalu mengantar Michel ke titik berkumpul di Taman Sari Banda Aceh. Om Alit mengabsen, memberikan pengarahan. Saat om Alit bilang “jika ada teman yg tertinggal, bukan tanggung jawab Om, tapi kalian semua 18 siswa, kita berangkat dan pulang bersama-sama” wajah Michel pias, ada kekhawatiran disana. Kemudian, Managemen packing tas juga diajarin sama Om Alit. Ternyata, ngisi tas itu ada tekniknya juga. Jadi, anak-anak diminta mengeluarkan isi tasnya dan mengemasi ulang. Michel sudah mencatat perlengkapannya sendiri. Jadi, saat diminta mencatat lagi, kelihatan dia enggan (tapi memang masih kurang suka menulis…hihihi). Seingat ummi, Om Alit menjaskan perbedaan antara perlengkapan dan perbekalan. Intinya kalau yang tidak habis (seperti mantel hujan misalnya) masuk katagori perlengkapan, sebaliknya yang dipakai habis masuk katagori perbekalan. Cara meletakkan barang, yang ringan dibawah tas, yang paling berat bagian atas, karena bagian bahu yang paling kokoh dan tahan untuk membawa beban yang berat, (beban rindu, beban listrik, beban jomblo tidak masuk katagori ya…huk). Barang-barang yang akan langsung digunakan juga diletakkan di tempat yang paling mudah dijangkau. Senter, mantel (bila hujan) dan lainnya. Selesai pengarahan Michel makin kelihatan tidak nyaman dan sepertinya menyerah dan gak mau ikutan. Michel menangis, gak mau ikut. huhuhuhu… Ini memang kali pertama dia bepergian tanpa seorangpun dikenalnya, tanpa keluarga, tanpa teman pula. Benar-benar tidak nyaman buat dia tentunya. Kami hanya memeluknya dan menguatkannya. “Pilihan ikut dari cutanda, ayah dan ummi tidak pernah minta/paksa ikut kemping, silakan bertanggung jawab atas pilihan yang sudah dipilih”. Ayah juga memeluk dan menguatkan, kalau cuma sebentar, besok juga udah dijemput lagi. Eh…ada drama juga, Putroe juga gak rela pisah sama sang kakak….Nangis kencang saat cutandanya naik L300. Satu lagi, Michel mabok darat, hahaha, ummi langsung khawatir saat dia naik L300 (udah siapun plastik pokoknya). Lah bau-nya saja bikin Michel muntah. Jadilah sore itu penantian panjang menunggu kabar anak-anak tiba di lokasi.
https://www.instagram.com/p/BiwHlpLACS–Z9CVeKo7d8Co9cION2pK4TFWy40/
Dapat berita mereka sampai dan memasang tenda (harus benar-benar mengerti, kata bunda Ulfa, jadi memang lamaaaaa…huhuhuhu…emak khawatir lagi), shalat, mengaji, makan (foto-foto disetor bunda Ulfa). Sampai malam dapat kabar ada siswa tepar, Fatin. Waaah…. anakku…. setress lah emaknya, tapi udah baikan, udah dikusuk dan tidur, tidak ikutan mateei api unggun dan komunikasi produktif kalau ummi tidak salah materi..hehehe. Demikian terus, laporan dari grup Wa orangtua peserta kemping paling dinanti pokoknya. Michel ikut gabung pagi, dengan khas tas slempang hellokitty. Hahaha.. Michel yang bingung duduk di rumput, yang wajahnya gak pernah senyum saat awal kegiatan, tapi happy juga terpancar diwajahnya, yang ngeluh capek, yang nangis karena nampak paha lah… huhuhuhu…. ada banyak cerita…
https://www.instagram.com/p/Bi0jTCRHwng5qfRiX9eXhY8gloKSCSJLGnP26Y0/
Berikut cerita versi Michel ya…..
1. Belajar apa aja disana nak?.
Api unggun, tapi cutanda gak ikut, muntah (efek mabok perjalanan), jadi dengarnya dari dalam tenda. Dikusuk sama bunda Ulfa, enak. Trus bunda Ulfa tanya enakan mana dikusuk sama bunda Ulfa atau sama Ummi?. Cutanda gak jawab, kalau jawab ummi, takut bunda Ulfa tersinggung, kalau jawab bunda Ulfa,sayang ummi. (hahahaha). Saat ummi tanya sebenarnya enakan siapa, dia senyum, gak mau jawab…hahaha…sepertinya bunda Ulfa deh, tapi dia kasian umminya… Biarlah jadi misteri….😅
Lihat lutung Abu-abu. Cutanda cuma lihat 3 ekor, teman-teman ada yang lihat sampai 4 ekor. Trus digambarin.
Belajar Arah Mata Angin bersama Om Alit dan Om Acul.
Belajar membuat tempat berteduh/istirahat/bermalam di hutan (Michel lupa istilahnya, dan ummi juga awam).
Belajar membuat perangkap untuk hewan buruan. Jika kehabisan persediaan makanan saat di hutan. Teknis banget ini Michel jelasin, sampai harus memagar lintasan jalan setapak yang dilalui hewan buruan.
Om Alit juga menjelaskan sekilas tentang Tahura, tanaman yang paling banyak di Tahura, hewan. Juga khasiat getah pohon pinus bisa untuk obat luka. Cara menampung air gak sempat lagi dipelajari, karena udah ditunggu L300.
https://www.instagram.com/p/Bi0kW2RHudFvFWRWWeF9xM_GmEsS5xfkw4m31k0/
2. Kamu ingat keunikan teman-teman kamu gak? Yang paling kamu ingat?.
Mengalirlah cerita bang Yusuf yang mengayomi banget, jagain adik-adik, berbagi nasi, karena teman-teman lain makannya cepat banget, hahahhaha. Bang Yusuf juga bolak-balik meyakinkan Michel untuk mandi di air terjun, rugi sudah berjam-jam perjalanan tapi tidak mandi.
3. Yang paling capek dan menantang apa sih?.
Ke air terjun. Makanya Michel urung ikut diawal. Tapi bunda Ulfa kasih pengertian dan ikut. Jadinya ikut, capek kali mi. Capek, haus. Kami minum air terjun yang dikasih Om Acul. Hahahaha….kalau di hutan, setetes air minum berharga banget mi…
“Kok gak mandi sih di air terjun?”
Takut susah jalannya mi, kan basah-basah, ribet ganti baju juga. Jadi, miih gak mandi.
“Kalau pergi sama keluarga, kira-kira mandi gak?”
“Ya mandiiiiii laaaaaaaah mi….”
Jiah……khas banget anak deliberative.
4. Mentornya gimana?
Baik-baik mi, tas slempang cutanda dibawa Bunda Ari (thanks kak Ari…), bunda Ulfa juga enak ngomongnya. Om Alit gak pernah marah mi, baek kali. Om Acul lucu, baik juga, bawain tas teman-teman.
5. Kalau ada level#2 mau ikut lagi gak?.
Kayaknya enggak mi, tapi kalau Hayfa dan Vina ikut gimana ya mi?. Kayaknya ikut deh.
“Eh…kan gak boleh ikut-ikutan teman alasan ikutnya” sela ummi
“ehhhmmmm….liat nanti deh”…
Jiah…..
https://www.instagram.com/p/Bi0lUzpHPvQg5ycdT8g0yqhm231gk98sA0gVpk0/