Diposkan pada Fitrah Based Education, homeeducation, homeschool, ibu, Institut Ibu Professional, literasi, parenting, Septi Peni Wulandani

Ibu, Ilmu dan Peradaban

Ibu, dari segi bahasa adalah :

✓panggilan perempuan yang sudah melahirkan,

✓panggilan hormat untuk perempuan yang sudah menikah/belum

✓bagian pokok/utama dari sesuatu, misalnya: Ibu Jari, Ibu Kota, dll.

Jika pusat tata surya adalah matahari, maka perumpamaan ibu adalah pusat-nya rumah tangga. Seorang ibu pengaruhnya amat besar bagi keluarganya. Hingga kita mengenal istilah “ Jika Ibu bahagia, maka seluruh anggota keluarga bahagia ”. Energi positif seorang ibu akan menyebar ke semua penghuni rumah.

Sayangnya, belum ada lembaga ( Alhamdulillah belakangan muncul komunitas-komunitas pendidikan informal bagi ibu) yang mengkhususkan diri mendidik para calon ibu, mempersiapkan para calon ibu. Peran ibu seolah bisa langsung tersemat otomatis saat sang perempuan sudah menikah dan melahirkan. Maka, sang Ibu pun akan berlaku sebagaimana ia mendapatkan pola-pola pengasuhan pada zamannya. Padahal, Ali Bin Abi Thalib sendiri sudah pernah mengingatkan belasan abad yang lalu. “ Didiklah anakmu sesuai zamannya ”. Karena memang mereka akan hidup pada zaman yang berbeda dengan kita. Saat sang ibu tidak bersiap, dipersiapkan, atau menyiapkan diri, maka gagaplah sang Ibu. Sesungguhnya butuh ilmu menjadi ibu. Sama seperti kita membutuhkan ilmu saat ingin menjadi dokter, akuntan, psikilog, dll. Namun, masih jarang sekali profesi ibu dipersiapkan matang dengan ilmu.

Mengapa Seorang Ibu Butuh Ilmu?

1. Berumah tangga, mendidik anak sesungguhnya butuh ilmu, bukan hanya otomatis melakukan perlakuan/sikap warisan orangtua pada kita.

2.Musuh banyak. Jika kita tidak mampu memberi pengaruh pada anak-anak kita, maka dia akan mudah dipengaruhi oleh lingkungan selain kita.

3. At Tahrim :66 “Hai orang-orang yang beriman “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka….”

4. Annisa :9 “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.

Didiklah diri ibu sendiri dulu, mendidik diri untuk sabar menjawab pertanyaan anak, sabar mendengar, sabar mengajarkan kebaikan, sabar menahan emosi, sabar membersamai pendidikan anak.

Ibu adalah arsitek peradaban

Ada banyak kisah ibu inspiratif sepanjang peradaban. Mari kita belajar pada para ibu yang kisahnya menjadi sejarah. Ibunda Imam Syafi’i, Ibunda Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, Ibunda Muhammad Alfatih dll. Sejatinya seorang ibu sudah mendidik anaknya sejak si anak berada dalam rahim ibu. Bagaimana kita melewati hari-hari kita, itu semua adalah ruang belajar bagi anak kita.

Ibu Septi Peni Wulandani pernah berujar “ Bagaimana seorang ibu bisa jadi arsitek peradaban, jika kita sendiri tuna adab ”.

Memantaskan diri menjadi arsitek peradaban tentu bukan hal yang mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Mulai belajar lagi adab terhadap ilmu, adab mendatangi majelis, adab berkomunitas. karena, ketika saya ingin mengubah sesuatu menjadi lebih baik, maka sayalah yang harus berubah terlebih dahulu. Pelan-pelan, kita benahi diri. Karena mendidik memang bukan mendadak. Tidak ada hasil instan dalam proses mendidik anak. Bisa jadi, nilai-nilai yang kita tanam setiap hari belum terlihat. Bisa jadi, fitrah keimanan yang kita install belum beruwud pada polah keseharian anak-anak kita. Maka, hargaiah proses.

Anak-anak mungkin salah memaknai nasihat-nasihat kita, arahan kita, namun anak-anak kita tidak pernah salah meniru perilaku kita.

Sumber :

Al-Quran

Istadi, Irawati, Rumahku Tempat Belajarku, Pro-U Media, 2017

Kelas Belajar dan Diskusi Fasilitator Institut Ibu Profesional

 

Diposkan pada activity, Fitrah Based Education, homeeducation, homeschool

Kids Survivor Season 2

Saat kegiatan Kids Survivor sesi 1 diselenggarakan oleh Bintang Kecil yang digawangi Mas Alit dan Bunda Maria Ulfa Hasballah, ummi sudah melihat iklannya sejak awal. Dan Berfikir, Michel (Fatin) suka gak ya?. Karena anaknya bakat discipline (teratur, segala sesuatu ditata dengan baik, rapi, semua dikelompokkan sesuai dengan katagori) jika dilihat dari pemetaan bakat (Talents Mapping yang ditemukan oleh Abah Rama). Michel pasti akan kesusahan jika berpetualang di hutan. Ummi tidak membicarakan soal akan ada even ini ke Michel.

Saat even Kids Survivor Season 1 berseliweran di sosial media, ummi menunjukkan ke Michel. Dan tentu saja ada sohibnya yang ikutan, Vina dan Hayfa. Melihat keseruan ini, Michel uring-uringan seharian. Tapi dia tidak mau mengakui kalau jeleous sama para temannya. Maklum, terbaca competition juga anaknya. Malamnya dia baru mengakui kalau uring-uringannya karena liat teman-teman ikutan kemping dan dia gak bisa ikut. Makanya, saat season 2 dibuka, ummi kasi tau ke Michel, dia langsung mau. Ummi bilang sudah full, kecuali ada yang batalin kamu baru dapat jatah. Dia mengangguk setuju. Dalam dua hari itu dia bolak/ik tanya ke ummi “ada yang batalin gak mi?”. Waaah….serius rupanya. Ummi harus bicara dengan ayah soal ini. Karena harus pulang kr Banda Aceh, menyesuaikan jadwal kunjungan Ayahchik dan ummi memanfaatkan waktu belajar saat di Banda Aceh. Michel minta ke ayah, ayah setuju, ayah cerita pengalamannya jadi anak pramuka dan berpetualang. Fix anaknya tambah tertarik. Saat ada yang batalin, sorenya kabari bunda Ulfa kalau Michel ikut. Urusan transfer si ayah lah ya….hahaha…. sama beli ini itu juga donasi full dari ayah. Jangan sampai merembet dan mengganggu produktivitas dapur ummi pokoknya.  ..huhuhuhu.

Hari-hari cari perlengkapan, menanti hari H, adalah hari-hari yang dipenuhi segudang pertanyaan sulung kami yang deliberative (hati-hati, waspada, memikirkan efek, akibat di depan, what if nya jalan terus).

“Kalau mau pup gimana mi?” (beritahu mentornya lah, kan mereka pengganti orang tua selama kemping).

” Kalau ada yang melakukan kejahatab seksual mi?” ( Lapor bunda Ulfa nak).

“Kalau tersesat mi, tertinggal dari kelompok?” (kalian kelompok kecil, gak rame, langsung ketahuan kalau tinggal dan pasti dicari sampe ketemu lah….).

Hari H tiba, kami makan siang di luar. Sekalian beli pohon yang akan di sumbang ke Tahura Pocut Meurah Intan yang merupakan lokasi kemping anak-anak. Shalat zhuhur, Michel ummi arahkan jamak saja dg Ashar. Lalu mengantar Michel ke titik berkumpul di Taman Sari Banda Aceh. Om Alit mengabsen, memberikan pengarahan. Saat om Alit bilang “jika ada teman yg tertinggal, bukan tanggung jawab Om, tapi kalian semua 18 siswa, kita berangkat dan pulang bersama-sama” wajah Michel pias, ada kekhawatiran disana. Kemudian, Managemen packing tas juga diajarin sama Om Alit. Ternyata, ngisi tas itu ada tekniknya juga. Jadi, anak-anak diminta mengeluarkan isi tasnya dan mengemasi ulang. Michel sudah mencatat perlengkapannya sendiri. Jadi, saat diminta mencatat lagi, kelihatan dia enggan (tapi memang masih kurang suka menulis…hihihi). Seingat ummi, Om Alit menjaskan perbedaan antara perlengkapan dan perbekalan. Intinya kalau yang tidak habis (seperti mantel hujan misalnya) masuk katagori perlengkapan, sebaliknya yang dipakai habis masuk katagori perbekalan. Cara meletakkan barang, yang ringan dibawah tas, yang paling berat bagian atas, karena bagian bahu yang paling kokoh dan tahan untuk membawa beban yang berat, (beban rindu, beban listrik, beban jomblo tidak masuk katagori ya…huk). Barang-barang yang akan langsung digunakan juga diletakkan di tempat yang paling mudah dijangkau. Senter, mantel (bila hujan) dan lainnya. Selesai pengarahan Michel makin kelihatan tidak nyaman dan sepertinya menyerah dan gak mau ikutan. Michel menangis, gak mau ikut. huhuhuhu… Ini memang kali pertama dia bepergian tanpa seorangpun dikenalnya, tanpa keluarga, tanpa teman pula. Benar-benar tidak nyaman buat dia tentunya. Kami hanya memeluknya dan menguatkannya. “Pilihan ikut dari cutanda, ayah dan ummi tidak pernah minta/paksa ikut kemping, silakan bertanggung jawab atas pilihan yang sudah dipilih”. Ayah juga memeluk dan menguatkan, kalau cuma sebentar, besok juga udah dijemput lagi. Eh…ada drama juga, Putroe juga gak rela pisah sama sang kakak….Nangis kencang saat cutandanya naik L300. Satu lagi, Michel mabok darat, hahaha, ummi langsung khawatir saat dia naik L300 (udah siapun plastik pokoknya). Lah bau-nya saja bikin Michel muntah. Jadilah sore itu penantian panjang menunggu kabar anak-anak tiba di lokasi.

https://www.instagram.com/p/BiwHlpLACS–Z9CVeKo7d8Co9cION2pK4TFWy40/

Dapat berita mereka sampai dan memasang tenda (harus benar-benar mengerti, kata bunda Ulfa, jadi memang lamaaaaa…huhuhuhu…emak khawatir lagi), shalat, mengaji, makan (foto-foto disetor bunda Ulfa). Sampai malam dapat kabar ada siswa tepar, Fatin. Waaah…. anakku…. setress lah emaknya, tapi udah baikan, udah dikusuk dan tidur, tidak ikutan mateei api unggun dan komunikasi produktif kalau ummi tidak salah materi..hehehe. Demikian terus, laporan dari grup Wa orangtua peserta kemping paling dinanti pokoknya. Michel ikut gabung pagi, dengan khas tas slempang hellokitty. Hahaha.. Michel yang bingung duduk di rumput, yang wajahnya gak pernah senyum saat awal kegiatan, tapi happy juga terpancar diwajahnya, yang ngeluh capek, yang nangis karena nampak paha lah… huhuhuhu…. ada banyak cerita…

https://www.instagram.com/p/Bi0jTCRHwng5qfRiX9eXhY8gloKSCSJLGnP26Y0/

Berikut cerita versi Michel ya…..

1. Belajar apa aja disana nak?.

Api unggun, tapi cutanda gak ikut, muntah (efek mabok perjalanan), jadi dengarnya dari dalam tenda. Dikusuk sama bunda Ulfa, enak. Trus bunda Ulfa tanya enakan mana dikusuk sama bunda Ulfa atau sama Ummi?. Cutanda gak jawab, kalau jawab ummi, takut bunda Ulfa tersinggung, kalau jawab bunda Ulfa,sayang ummi. (hahahaha). Saat ummi tanya sebenarnya enakan siapa, dia senyum, gak mau jawab…hahaha…sepertinya bunda Ulfa deh, tapi dia kasian umminya… Biarlah jadi misteri….😅

Lihat lutung Abu-abu. Cutanda cuma lihat 3 ekor, teman-teman ada yang lihat sampai 4 ekor. Trus digambarin.

Belajar Arah Mata Angin bersama Om Alit dan Om Acul.

Belajar membuat tempat berteduh/istirahat/bermalam di hutan (Michel lupa istilahnya, dan ummi juga awam).

Belajar membuat perangkap untuk hewan buruan. Jika kehabisan persediaan makanan saat di hutan. Teknis banget ini Michel jelasin, sampai harus memagar lintasan jalan setapak yang dilalui hewan buruan.

Om Alit juga menjelaskan sekilas tentang Tahura, tanaman yang paling banyak di Tahura, hewan. Juga khasiat getah pohon pinus bisa untuk obat luka. Cara menampung air gak sempat lagi dipelajari, karena udah ditunggu L300.

https://www.instagram.com/p/Bi0kW2RHudFvFWRWWeF9xM_GmEsS5xfkw4m31k0/

2. Kamu ingat keunikan teman-teman kamu gak? Yang paling kamu ingat?. 

Mengalirlah cerita bang Yusuf yang mengayomi banget, jagain adik-adik, berbagi nasi, karena teman-teman lain makannya cepat banget, hahahhaha. Bang Yusuf juga bolak-balik meyakinkan Michel untuk mandi di air terjun, rugi sudah berjam-jam perjalanan tapi tidak mandi.

3. Yang paling capek dan menantang apa sih?.

Ke air terjun. Makanya Michel urung ikut diawal. Tapi bunda Ulfa kasih pengertian dan ikut. Jadinya ikut, capek kali mi. Capek, haus.  Kami minum air terjun yang dikasih Om Acul. Hahahaha….kalau di hutan, setetes air minum berharga banget mi…

“Kok gak mandi sih di air terjun?”

Takut susah jalannya mi, kan basah-basah, ribet ganti baju juga. Jadi, miih gak mandi.

“Kalau pergi sama keluarga, kira-kira mandi gak?”

“Ya mandiiiiii laaaaaaaah mi….”

Jiah……khas banget anak deliberative.

4. Mentornya gimana?

Baik-baik mi, tas slempang cutanda dibawa Bunda Ari (thanks kak Ari…), bunda Ulfa juga enak ngomongnya. Om Alit gak pernah marah mi, baek kali. Om Acul lucu, baik juga, bawain tas teman-teman.

5. Kalau ada level#2 mau ikut lagi gak?.

Kayaknya enggak mi, tapi kalau Hayfa dan Vina ikut gimana ya mi?. Kayaknya ikut deh.

“Eh…kan gak boleh ikut-ikutan teman alasan ikutnya” sela ummi

“ehhhmmmm….liat nanti deh”…

Jiah…..

https://www.instagram.com/p/Bi0lUzpHPvQg5ycdT8g0yqhm231gk98sA0gVpk0/

 

Diposkan pada #Portofolio, activity, Fitrah Based Education, homeeducation

Membuat Gelang Tangan

Portofolio 3

—————————-

Meronce Gelang Tangan

Banda Aceh 22 Februari 2018

Nama : Michel Fatin Hansakri Umur : 8 Tahun 2 Bulan

Kegiatan :

Berkaitan dengan Panca Indera Meronce Gelang Tangan (BSB)

Kegiatan spontan, mencari Ide untuk bahan yang akan dijual Ahad besok, 25 Februari 2018

Fitrah yang sedang diasah dan ditumbuhkan:

Fitrah Bakat Aspek Perkembangan √Motorik

Bakat yang sedang diobservasi dan terbaca oleh ummi (sesuai bahasa bakat) dari kegiatan diatas :

•Activator •Maximizer •Ideation •Discipline •Achiever •Arranger •Learner

Tujuan kegiatan :

Mengkayakan kegiatan Melatih keterampilan tangan

Deskripsi kegiatan :

Mencari ide bahan yang akan dijual hari ahad besok, akhirnya belanja ide ke toko pernak-pernik. Michel memilih pernak-pernik meronce untuk membuat gelang yang akan dijual. Sepulang dari hunting, Michel langsung ingin eksekusi (activatornya terlihat sekali), ummi belum bisa bantu kalau langsung dikerjakan, ummi perlu main bersama adik-adik dulu. Michel sudah sibuk mencari wadah untuk menempatkan manik-manik dan lainnya. Michel mulai membuat dan ingin ummi mengomentari hasilnya. Menurut ummi, jangam takut berkreasi, buat saja yang menurut cutanda Michel bagus. Silakan berimajinasi. Jangam takut dianggap jelek, ide itu mahal. Awalnya Michel masih meminta tolong ummi menyimpul benang agar kuat. Lama-lama setelah melihat ummi, dia pun bisa melakukannya sendiri (Learner). Selanjutnya ide perpaduan warna dan bentuk semakin baik (ideation) dan muncul, hingga manik-maniknya sudah tidak cukup lagi. Michel tidak ingin hanya dijual begitu, tapi dikemas dan diberi label @buetJaroeMichel sebagaimana impiannya dulu. Wah…ini bocah maximizer ternyata. Ummi terpaksa minta tolong teman untuk mencarikan plastik kemasan untuk gelang hasil karya Michel.

Hal lainnya yang ummi observasi adalah : Berdasarkan kuadran aktivitas, sepertinya Michel sudah enjoy, Easy dan mulai perlahan Excellent, mudah-mudahan bisa earn. Allahumma Aamiiiiin.

Dari aktivitas kemarin Michel juga terlihat : Yearning, yaitu berhasrat tinggi melakukan aktivitas tersebut, keasyikan hingga lupa waktu. Michel juga mengalir saja melakukannya, secara alami, enggak mengeluh sama sekali. Michel juga puas dengan hasil yang sudah dia buat.

Hikmah Kegiatan: Michel terlatih berani padu padan dengan merdeka, tanpa takut di_judge jelek, gak bagus, atau lainnya.

Tindak lanjut:

Hasil meronce gelang ini akan dijual di Lapangan Blang Padang, Insya Allah Ahad besok

Doa :

Moga Allah tuntun dan ringankan langkah Michel dalam menemukan bakatnya. Membuka mata batin ummi untuk melihat potensi anak, walaupun sekecil zarrah…..

Ekspresi Michel sangat bersemangat karena mengeksekusi ide, berbinar, lupa waktu dan puas dengan hasil karyanya. Michel juga berterima kasih pada ummi sudah mengajarkan cara menyimpul benang gelang.

Keterangan : BSB : Berkembang Sangat Baik

Sumber Panduan :

Aplikasi Filio karya mba Farda Itsnita Husnufardani dan suami (Fasilitator Nasional Institut Ibu Profesional)

Pandu 45 Karya Pak Dodik dan Ibu Septi Peni Wulandani Founder Padepokan Margosari.

Seminar Membuat Portofolio anak bersama Ust. Harry Santosa, Banda Aceh 2016.